HISTORY – Pernikahan
Rasulullah SAW dengan Khadijah RA diwarnai dengan kehadiran putra-putri yang
menawan. Meski para putra Rasul wafat ketika kecil, putri-putri Rasulullah
tetap tumbuh menjadi penghangat keluarga.
Rasulullah SAW memiliki empat
putri yang anggun nan cantik. Para srikandi itu adalah Zainab, Ruqayyah, Ummu
Kultsum, dan Fatimah.
Menjadi putri dari manusia terbaik
bukan berarti hidup dengan nyaman tanpa cobaan. Meski senantiasa dilingkupi
kasih sayang dan kebaikan, mereka tetap dikenalkan pada kerja keras.
Setiap manusia itu diuji, setiap keluarga pasti diuji, keluarga Rasul pun tak luput dari ujian itu. Terlebih, kematian sang ibunda ketika si bungsu masih kecil tentu memberi bekas kepada semua. Tidak hanya bagi Rasul, tapi juga keempat putrinya.
Putri-putri Rasulullah SAW memiliki
ciri khas dan kisah yang berbeda. Setiap kisah tentu memberi banyak hikmah juga
pelajaran bagi kita para pelintas sejarah.
Putri Sulung Rasulullah: Zainab binti Muhammad
Zainab binti Muhammad merupakan
anak perempuan pertama dan anak kedua dari Rasulullah SAW dengan Khadijah RA. Ia lahir 10 tahun sebelum kenabian.
Sebagai anak pertama, Zainab
memiliki sifat yang dewasa. Ia senantiasa membantu pekerjaan rumah sang ibunda,
juga menjadi mentor yang baik bagi para adiknya.
Pernikahannya berlangsung dengan
seorang pemuda Quraisy yang bernama Abu al-Ash. Sosok laki-laki itu merupakan
seorang pebisnis dan seseorang yang terpandang di kabilahnya.
Abu al-Ash terkenal sangat
menyayangi istrinya. Dalam biduk rumah tangga tersebut, mereka dikaruniai dua
orang putra, Ali dan Umama. Namun, Ali wafat ketika masih kecil.
Badai dalam rumah tangga mereka berkaitan dengan akidah. Zainab yang memeluk Islam tidak bisa membawa
suaminya menuju agama yang lurus. Bukan tidak berusaha, namun hidayah hanya
menjadi kuasa Allah.
Meski saling mencintai dan sang
suami senantiasa berbuat baik kepada Zainab, pada akhirnya tembok itu harus
memisahkan mereka.
Setelah bercerai dan hijrah ke
Madinah, Zainab memutuskan untuk tidak melabuhkan hati kepada seseorang yang
lain dan menjadi janda selama enam tahun lamanya.
Abu al-Ash di Makkah tak jauh
berbeda. Hidup seorang diri dan berfokus pada bisnis, meski keluarga memaksanya
untuk menikah kembali.
Sekali lagi, hidayah hanya Allah yang bisa memberi. Setelah melewati banyak kejadian, Abu al-Ash akhirnya mengikrarkan sumpah setia kepada Rasulullah SAW. Ia bersyahadat, bahkan di depan para pemuka Quraisy. Setelah masuk Islam, Abu al-Ash kembali kepada Zainab dan menikah kembali.
Zainab wafat 8 tahun setelah hijrah. Tak lama kemudian, Abu al-Ash juga menghembuskan nafas terakhir menyusul sang istri.
Baca juga: Kisah Cinta Beda Agama Putri Nabi SAW, Zainab binti Muhammad
Putri Kedua Rasulullah: Ruqayyah binti Muhammad
Ruqayyah binti Muhammad lahir tujuh tahun sebelum kenabian. Ia menikah dengan putra Abu Jahal, Utbah bin Abu Lahab.
Tak lama setelah turun Q.S. al-Lahab, Abu Lahab memerintahkan anaknya untuk menceraikan Ruqayyah. Utban bin Abu Lahab pun menceraikan Ruqayyah tanpa alasan yang jelas.
Meski sempat memiliki suami putra dari seorang yang sangat memusuhi Rasul, Allah kemudian memberikan pengganti terbaik, seseorang yang dikatakan penampilannya menyerupai Rasul, Usman bin Affan. Ruqayyah memiliki seorang buah hati bernama Abdullah. Namun, ia wafat ketika masih kecil.
Rekam jejak sejarah mengatakan
bahwa Ruqayyah ikut dalam rombongan hijrah ke negeri Habasyah, yang pertama (5
H) juga yang kedua (7 H/9 H).
Ruqayyah wafat dua tahun setelah
hijrah ke Madinah, tepatnya ketika Perang Badar sedang berlangsung. Ketika
sakit, Usman bin Affan dengan setia menemani istrinya sehingga ia absen dalam
perang perdana umat Islam tersebut.
Putri Ketiga Rasulullah: Ummu Kultsum binti Muhammad
Ummu Kultsum binti Muhammad merupakan
sosok yang dewasa dan bertanggung jawab. Ia juga kakak yang baik untuk adiknya,
Fatimah.
Dr. Haifaa Younis mengatakan bahwa
Ummu Kultsum adalah sosok yang paling merasakan sakit dan luka ketika kematian
sang ibunda. Mungkin ini didasarkan pada alasan bahwa ketika sakit, ia lah yang
merawat sang ibunda.
Ummu Kultsum juga menjadi putri
dewasa yang menemani Rasulullah SAW setelah kematian Khadijah RA. Ia berhasil
mengurus urusan rumah tangga dengan baik.
Ketika itu, Zainab telah menikah
dan Ruqayyah sedang berada di Habasyah, sehingga Ummu Kultsum yang menjadi putri
tertua.
Ummu Kultsum menikah dengan anak
Abu Lahab, Utaibah bin Abu Lahab. Sebagaimana sang kakak, ia diceraikan
tanpa alasan yang jelas ketika Islam datang.
Putri ketiga Rasulullah SAW ini
hijrah ke Madinah bersama Fatimah, Ali, dan ibu sambungnya, Saudah.
Setelah kematian sang kakak,
Ruqayyah, Ummu Kultsum menikah dengan Usman bin Affan. Karena hal ini, Usman
dijuluki dzunnurain (yang memiliki dua cahaya).
Kisah rumah tangganya tidak
diwarnai dengan kehadiran buah hati. Ia kemudian wafat pada umur 28 tahun,
sembilan tahun setelah hijrah.
Putri Bungsu Rasulullah: Fatimah binti Muhammad
Fatimah binti Muhammad atau yang
lebih dikenal Fatimah az-Zahra adalah putri bungsu Rasulullah SAW. Ia lahir empat tahun sebelum kenabian.
Setelah berdakwah secara terang-terangan, Rasulullah SAW senantiasa menjadi sasaran kekerasan masyarakat kafir Makkah. Melihat kejadian itu, Fatimah sering menangis atas penderitaan yang dialami sang ayah.
Fatimah az-Zahra dikenal sebagai
sosok yang sangat dicintai Rasul. Diceritakan bahwa setiap pulang dari medan
perang, Rasul akan mengunjunginya terlebih dahulu sebelum istri-istrinya.
Aisyah RA mengatakan bahwa Fatimah memiliki kemiripan yang sangat dekat dengan Rasulullah SAW, terutama dalam cara
berbicara.
Fatimah menikah dengan Ali bin Abi
Thalib dan dikaruniai empat orang anak yaitu Hasan, Husein, Ummu Kultsum, dan
Zainab.
Kisah hidup Fatimah penuh dengan
liku. Keluarga kecilnya memiliki kondisi ekonomi yang kurang baik.
Meski banyak diuji, Fatimah adalah
sosok luar biasa yang masuk ke dalam jajaran wanita terbaik ahli surga, bersanding
dengan sang ibunda Khadijah binti Khuwailid, Maryam binti Imran, dan Asiyah
istri Firaun.
Itulah sekilas tentang putri-putri
Rasulullah SAW. Tulisan di atas hanya sekedar selayang pandang. Kisah hidup para
putri Rasul tersebut tentu masih harus diselami lebih dalam lagi.
✦✦✦

0 Comments