Hello Habits – Cara Membentuk Kebiasaan Baik ala Fumio Sasaki

Sampul buku Hello, Habits karya Fumio Sasaki, penulis asal Jepang tentang cara membentuk kebiasaan baik

BOOK – Membentuk suatu kebiasaan baik tentu bukanlah hal yang mudah. Demi menciptakan perilaku yang baik itu, seseorang sering kali harus menempuh banyak hal untuk mewujudkannya, Berbagai tutorial telah dicoba. Berbagai sumber bacaan juga telah selesai dikhatamkan. Bahkan, video motivasi tentang cara membentuk kebiasaan baik yang bertebaran di YouTube juga mungkin telah ratusan kali ditonton.

Tak jauh berbeda dengan orang lain yang juga ingin berubah, saya membeli satu buku tentang kebiasaan dan berharap setelah membaca buku itu, kebiasaan buruk saya akan hilang dan tergantikan oleh kebiasaan baik. Namun, apakah buku itu benar-benar efektif?

Sekilas Tentang Buku Hello, Habits karya Fumio Sasaki

Buku Hello, Habits ditulis oleh penulis buku best seller internasional asal Jepang bernama Fumio Sasaki. Ia adalah seorang minimalis dan banyak menulis buku bertema self-improvement. Buku dengan tema yang sama telah banyak bertebaran di dunia penerbitan. Meski demikian, apa yang membedakan buku ini dengan buku self-improvement yang lain?

Buku karya Fumio Sasaki ini tidak hanya berisi tentang rangkaian motivasi dan kata-kata mutiara untuk para pembaca saja. Penulis banyak membahas tentang kebiasaan dari sudut pandang ilmiah, baik dari psikologi kognitif, neurosains, sosiologi, dan lainnya.

Pembahasannya mencakup perihal kebiasaan, mulai dari definisi, hal-hal terkait, serta kiat-kiat membentuk kebiasaan yang baik. Meskipun demikian, informasi mengenai cara membentuk kebiasaan tersebut tidak dikemas seperti biasa sehingga tidak terasa hambar. Pembaca tidak akan merasa seperti sedang diceramahi ataupun merasa monoton karena harus mengikuti langkah-langkah yang membosankan.

Fumio Sasaki membagikan cara membentuk kebiasaan baik dengan membagi informasinya menjadi banyak subbab. Di setiap subbab, ia juga memberikan hasil penelitian dan contoh nyata dari para tokoh terkenal tentang bagaimana mereka membentuk dan menjalankan kebiasaan mereka. Pembaca tidak hanya akan termotivasi untuk melakukan—atau tidak melakukan—suatu aktivitas. Namun lebih jauh dari itu, pembaca akan tahu alasan di balik setiap kebiasaan yang hendak dilakukan.

Dari banyaknya insights baru dalam buku ini, saya akan membagikan beberapa informasi yang sangat menarik perhatian saya. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

Diskon Hiperbolik

Fumio Sasaki memberikan suatu perumpamaan yang didasarkan pada teori diskon hiperbolik dalam ilmu ekonomi perilaku. Teori itu menjelaskan seperti, jika kita dihadapkan pada dua pilihan: makan satu apel hari ini atau dua apel besok, kita akan cenderung memilih untuk makan hanya satu apel hari ini.

Manusia akan cenderung memilih keuntungan atau kesenangan langsung di depan mata daripada keuntungan jangka panjang. Hal ini terjadi karena saat mendapat imbalan atau kesenangan langsung, otak melepas dopamin. Adapun untuk imbalan jangka panjang, otak tidak melepas dopamin seketika.

Buku Hello Habits karya Fumio Sasaki
Ilustrasi diskon hiperbolik dalam buku Hello, Habits karya Fumio Sasaki
(sumber: koleksi pribadi)

Saat kita dihadapkan pada pilihan untuk memakan makanan lezat di depan mata atau berolahraga hari ini, kita akan cenderung memilih makanan lezat karena hal itu bisa menghasilkan kepuasan langsung.

Jika kita memilih olahraga, hal tersebut tidak akan menjadikan kita kurus seketika. Mungkin diperlukan waktu satu bulan atau lebih untuk menurunkan berat badan. Itu berarti kita tidak akan memperoleh imbalan secara langsung.

Penulis mengatakan bahwa konsep diskon hiperbolik ini menjelaskan mengapa kita sulit untuk membentuk suatu kebiasaan bagus seperti diet, olahraga, dan sebagainya. Karena pada dasarnya, kebanyakan orang lebih menyukai hal yang mendatangkan imbalan—seperti efek dopamin—saat itu juga.

Fungsi Hormon Stres

Salah satu insight menarik lainnya dari buku ini adalah mengenai hormon stres. Buku ini menjelaskan bahwa ternyata hormon stres bisa menghasilkan kesenangan. Bagaimana bisa?

Contoh kasusnya seperti dalam aktivitas fisik atau olahraga. Menurut Gregory Berns—seorang ilmuwan dan penulis Amerika, imbalan dari olahraga lari adalah munculnya kortisol.  Ia menjelaskan bahwa kortisol yang dihasilkan dalam jumlah yang besar akibat hormon stres fisik dapat meningkatkan konsentrasi, memperbaiki suasana hati, memperbaiki daya ingat, dan lainnya.

Namun, efek ini hanya terdapat apabila sekresinya mencapai 20-40 miligram per hari. Jika kadarnya berlebih, maka akan muncul ketidakpastian atau gejala dari keadaan yang disebut stres. Jumlah kortisol yang tepat akan berinteraksi dengan dopamin dan memunculkan perasaan bahagia.

Suatu studi di suatu SMA di Naperville, Illinois, juga menjelaskan bahwa prestasi siswa meningkat berkat olahraga. Studi itu mengatakan, berolahraga sebelum mulai mengerjakan pekerjaan rumah dapat meningkatkan efek belajar dan meningkatkan prestasi siswa.

Fumio Sasaki lebih lanjut memaparkan bahwa berolahraga dapat memupuk kebiasaan baik. Hal tersebut mengajarkan kita disiplin, dan pada saat yang bersamaan kita juga mendapatkan imbalan.

Masih banyak hal menarik yang dijelaskan dalam buku ini, baik itu berupa hasil studi, contoh kasus, pemaparan penulis yang insightful, dan informasi lainnya. Namun, tentu saya tidak bisa menuliskan semua itu lebih jauh.

Apakah Buku Ini Bisa Membuat Kita Berubah?

Meskipun buku Hello, Habits ditulis oleh penulis hebat dan berisi pemaparan yang rinci, apakah isi dari buku ini dapat mengubah kehidupan malas pembaca menjadi hari-hari yang lebih produktif?

Hemat saya, sejatinya perubahan itu ditentukan oleh diri kita sendiri. Kita mungkin mendapat banyak pencerahan saat membaca buku. Setelah itu, kita merasa termotivasi dan ingin berubah. Tapi di saat yang bersamaan, kita tidak melakukan aksi apa pun. Apakah perubahan akan terjadi? Saya rasa tidak. Sebagus apa pun isi buku, jika diri kita sendiri tidak melakukan langkah untuk memulai, maka tidak akan ada perubahan.

Jika begitu, lantas, apakah membaca buku-buku bertema self-improvement seperti ini menjadi tidak ada gunanya? Tentu bukan demikian.

Baca Juga: Buku The Book of Overthinking: Benarkah Berpikir Berlebihan Memiliki Dampak Pada Fisik?

Telah banyak artikel berseliweran di internet mengenai manfaat membaca buku. Para tokoh juga dengan giat memberi tahu pentingnya membaca.

Saat membaca buku, kita dapat memperluas pengetahuan dan memperoleh banyak hal. Namun, kita juga tidak pernah tahu dari mana bisa mendapat pelajaran tersebut—mungkin dari novel, komik, buku sejarah, buku pengembangan diri, atau buku-buku lainnya.

Jika ingin membentuk kebiasaan baik, kita bisa melakukannya secara seimbang: perbanyak motivasi eksternal melalui buku dan lainnya, serta lakukan aksi nyata dengan motivasi internal.

 

Terima kasih telah membaca. ♦♦♦

Post a Comment

0 Comments